Liturgi Ibadah Rabu Abu

LITURGI IBADAH RABU ABU
GKSBS TANJUNG BINTANG
SINDANG SARI, 06MARET 2019
TEMA : “MENGOYAK HATI”
MATIUS 6:1 –  6, 16 – 18
Oleh Pdt. SUYATNO


PEMBUKAAN

1.         PERSIAPAN
Majelis mempersiapkan diri di konsisturi
Liturgos I : mengajak jemaat bersaateduh pribadi
Nyanyian pembukaan :                                            (Jemaat Berdiri)
KJ 02 : 1-2 “SUCI, SUCI, SUCI
1)         Suci, suci, suci Tuhan Mahakuasa!
Dikau kami puji di pagi yang teduh.
Suci, suci, suci, murah dan perkasa,
Allah Tritunggal, agung nama-Mu!

2)         Suci, suci, suci! Kaum kudus tersungkur
di depan takhta-Mu memb’ri mahkotanya
Segenap malaikat sujud menyembah-Mu,
Tuhan, Yang Ada s’lama-lamanya.

2.         VOTUM :
Liturgos I : Sumber pertolongan kita adalah   Tuhan,yang menjadikan langit dan bumi, Tuhan adalah setia dan tidak pernah meninggalkan ciptaan tanganNya. Amin.
Jemaat    :  5 . 6 . / 5 . 6 . /5 . 4 ./ 3..//
A-min   A-min    A  -  min.

3.         SALAM :
Liturgos I :  Kasih karunia rahmat dan damai  sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita menyertai engkau !   
Jemaat    :  Menyertai engkau juga !                                      (Jemaat duduk)

4.         PEMBACAANSEJARAH DANMAKNA PERAYAAN RABU ABU
v  SEJARAH RABU ABU :
Dokumen gereja yang mencatattentang penggunaan abu pada awal-awal sejarah Gereja tidaklah banyak. Dalam bukunya “De Poenitentia”, Tertulianus (sekitar 160-220) menulis bahwa pendosa yang bertobat haruslah “hidup tanpa bersenang-senang dengan mengenakan kain kabung dan abu.” Eusebius (260-340), sejarahwan Gereja perdana yang terkenal, menceritakan dalam bukunya “Sejarah Gereja” bagaimana seorang murtad bernama Natalis datang kepada Paus Zephyrinus dengan mengenakan kain kabung dan abu untuk memohon pengampunan. Juga, dalam masa yang sama, bagi mereka yang diwajibkan untuk menyatakan tobat di hadapan umum, imam akan mengenakan abu ke kepala mereka setelah pengakuan.
Di atas, tampak jelas makna abu sebagai lambang perkabungan, ketidakabadian dan tobat. Kemungkinan kebiasaan mengolesi abu pada dahi atau ubun-ubun baru dirayakan secara liturgis pada tahun 900-an. Sebelumnya, abu hanya digunakan sebagai suatu tanda para pentobat yang mau mengaku dosa. Barulah pada awal abad ke-11, ada catatan yang menggambarkan pengolesan abu pada hari Rabu sebelum memasuki Masa Prapaskah dan pada akhir abad tersebut, Paus Urbanus II menitahkan penggunaan abu secara umum pada hari tersebut.
Awalnya, para klerus dan kaum pria menerima penaburan abu di atas kepala mereka. Sementara itu kaum wanita menerima tanda salib abu di dahi mereka. Sekarang, seperti yang kita ketahui bersama, semua menerima tanda salib abu di dahi.Pada abad ke-12 dikeluarkanlah sebuah aturan bahwa abu harus terbuat dari cabang dan daun palma dari Minggu Palma tahun sebelumnya. Di beberapa gereja atau paroki masih ada kebiasaan untuk mengumpulkan daun-daun tersebut dari semua umat untuk dibakar dalam upacara bersama sebelum masa Prapaskah dimulai.
v  MAKNA RABU ABU :
Makna instrospeksi diri, pertobatan, dan kesediaan pembaruan diri yang dimulai pada Rabu Abu bukan berarti di luar masa Prapaskah umat boleh hidup dalam sikap yang tidak mawas diri dan tanpa pertobatan. Sikap mawas diri dan pertobatan merupakan panggilan hidup umat percaya sepanjang hidupnya. Namun secara khusus selama masa Prapaskah yang dimulai pada Rabu Abu sampai Kamis Putih memiliki tempat yang khusus. Karena itu umat dipersiapkan untuk menyambut Triduum (Tri hari Suci), yaitu: Kamis Putih (Yesus mencuci kaki para murid-Nya dan Perjamuan Malam Terakhir), Jumat Agung (jalan penderitaan dan wafat di bukit Golgota), Sabtu Sunyi (Jenasah Yesus di dalam makam), dan Paskah (Yesus bangkit dari kematian-Nya). Menjelang Paskah umat dipanggil untuk mempersiapkan diri dengan sikap mawas diri, bertarak, dan bertobat selama empat puluh hari. Persiapan yang cukup panjang selama masa Prapaskah merupakan media disiplin rohani yang diatur oleh gereja agar umat mampu menghayati karya keselamatan Allah di dalam kematian dan kebangkitan Kristus dengan pembaruan hidup.
Angka empat puluh selama masa Prapaskah memiliki makna yang khusus dengan mengingat air bah selama 40 hari, Musa di gunung Sinai selama 40 hari, Elia di gunung Sinai selama 40 hari, Israel mengembara di padang gurun selama 40 tahun, dan Yesus berpuasa selama 40 hari (Puthiadam 2002, 93). Masa Prapaskah selama empat puluh hari tersebut juga disebut dengan Lenten. Istilah tersebut sebenarnya berasal dari akar kata lang atau long, yang artinya panjang atau lama. Sebab di musim semi, siang menjadi lebih panjang atau lebih lama.
Penggunaan masa semi yang panjang tersebut bukan sekedar makna yang harafiah belaka tetapi memiliki makna rohani dan mengandungn pengajaran. Di Roma 13:12 Rasul Paulus berkata: “Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!” Selama masa Lent (Prapaskah), umat percaya dipanggil untuk tidak hidup seperti kegelapan malam namun seperti pada siang hari. Lalu di Roma 13:13 Rasul Paulus mempertegas maksudnya, yaitu: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.” Dengan melatih diri secara khusus pada masa Prapaskah selama empat puluh hari, kita dimampukan untuk hidup dengan pembaruan diri setelah masa Paskah. Dengan demikian proses pembaruan dan pertobatan diharapkan menjadi gaya hidup umat percaya dalam kehidupannya sehari-hari. Pembaruan hidup atau pertobatan bukan hanya terjadi pada masa hari raya gerejawi, namun menjadi identitas diri dan pola hidup umat di tengah-tengah dunia.

5.         SERUAN TOBAT :
Liturgos I : Saudara-saudari marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan   peristiwa penyelamatan ini.
Jemaat    :  Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwasaya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon agar kiranya Tuhan YangMaha pengasih membuka pintu pengampunan bagi JEMAATNya.
Liturgos I : Kiranya  Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
Jemaat    :  Amin.
L + J       :  Menyanyikan KJ 42 : 1
                 Tuhan, kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami !

6.         DOA PEMBUKA
Liturgos I : Allah Bapa kami yang maharahim, perkenankanlah kami  memasuki masa Prapaska ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Kiranya  kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan dengan  berpuasa dan berpantang. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami yang bersama Engkau  dan Roh Kudus yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Jemaat    :  Amin.

7.         Menyanyikan KJ 27 : 1-2 “MESKI TAK LAYAK DIRIKU”
1)         Meski tak layak diriku, tetapi kar'na darahMu
dan kar'na Kau memanggilku,'ku datang, Yesus, padaMu

2)         Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya;'ku datang, Tuhan padaMu.

LITURGI FIRMAN

8.         BACAAN PERTAMA (YOEL 2 : 1 – 2 )
Liturgos I : 1 Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat; 2 suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.

Jemaat    :  Syukur kepada Allah

9.         Pujian KJ 42 hanya oleh Song Leader
KJ 042  : 1 ”TUHAN, KASIHANI

Tuhan, kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami !

10.     PEMBACAAN MAZMUR ( MAZMUR 51:3-15 )
Liturgos I : 3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!4Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!5Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.6Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.7Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.8Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.9Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!10Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!11Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!12Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!13Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!14Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!15Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Jemaat    :  Syukur kepada Allah

11.     Pujian KJ 42 hanya oleh Song Leader
KJ 042  : 1 ”TUHAN, KASIHANI

Tuhan, kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami !

12.     BACAAN KEDUA (2KORINTUS 5:20b–21, 6:1-10)
Liturgos I : 20b dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
                 1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.2 Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Jemaat    :  Syukur kepada Allah

13.     Pujian KJ 42 hanya oleh Song Leader
KJ 042  : 1 ”TUHAN, KASIHANI
Tuhan, kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami !
14.      BACAAN INJIL (MATIUS 6:1 – 6, 16 – 18)

Liturgos I :  1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.3Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Liturgos I :  Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Jemaat      :  Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Amin.

15.   PUJIAN MENYAMBUT FIRMAN :
Kj 50 a : 1,2,6 “SABDAMU ABADI”
1)         Sabda-Mu abadi, suluh langkah kami.
Yang mengikutinya hidup sukacita.

2)         Di tengah ancaman sabda-Mu harapan,
sumber penghiburan, kabar kes'lamatan.
6)         Tolong, agar kami rajin mendalami
lalu melakukan sabda-Mu, ya Tuhan !

16.     PEWARTAAN FIRMAN
Disampaikan oleh Pdt. SUYATNO

17.     PUJIAN RESPON

PKJ 200 : (2x) “ ‘KU DIUBAHNYA

1)         ‘Ku diubahNya saat ‘ku berserah,berserah kepada Yesus.
‘Ku diubahNya hingga jadi barudan menjadi milikNya
Kegemaran lama t’lah lenyapdan yang baru lebih berkenan.
‘Ku diubahnya saat ‘ku berserahdan menjadi milikNya!

18.     REFLEKSI FIRMAN
Pdt         :  Saudara-saudari terkasih, dengan rendah hati marilah kita mohon kepada Allah Bapa yang maharahim, agar berkenan melimpahkan rahmat-Nya dan memberkati kita. Dihari rabu abu ini keta menyatakan  sesal atas segala dosa dan kelalaian di masa lalu, dan tekad merasuk manusia baru dalam Roh-Nya.
Jemaat    :  (hening sejenak)
Pdt         :  Allah Bapa yang mahakudus, langit dan bumi adalah karya tangan-Mu. Semuanya itu akan berlalu. Hanya Engkaulah yang tetap sama dalam belas kasih cinta-Mu kepada JEMAAT manusia. Kasihanilah kami, sebagaimana dahulu mengasihani Niniwe yang bertobat kepada-Mu. Baharuilah hati kami, dan jadikanlah suci. Kembalikanlah kepada kami kebahagiaan dan berkat keselamatan, karena kami merendahkan diri di hadapan-Mu.
Berkatilah kami ya Tuhan, karena kami lemah dan umur kami singkat. Ciptakanlah kami lagi, menjadi manusia baru seturut citra Yesus Al masih, yang datang untuk menjadikan kami putera-puteri-Mu, dalam masa Prapaska ini. Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat  kami. Amin



PROSESI PEMBAGIAN ABU
v  Kemudian  secara berurutan  umat maju kedepan altar untuk menerima abu dan abu dibagikan kepada umat oleh Pdt, dengan menerakan "tanda salib dengan abu" pada dahi.
Pdt         :  "Bertobatlah dan jadilah pelaku firman"
Jemaat    : Amin.
(Selama penerimaan abu, instrumentalia KJ 39 diperdengarkan )

19.   DOA SYAFAAT :
Liturgos II  : Marilah memohon kepada Bapa kita di surga supaya mengutus Roh Kudus, agar kita ditobatkan dan diperbaharui. Marilah kita berseru :
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Ya Bapa, kiranya Gereja menyuarakan sabda Allah yang menantang dengan seutuh-utuhnya. Marilah kita berdoa :
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Ya Bapa, kiranya para pemimpin bangsa kami menjadi semakin sadar akan tanggung jawab mereka dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Marilah kita berdoa :
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Bagi semua orang yang mengandalkan kenikmatan material dan melimpahkannya kepada mereka: Ya Bapa, kiranya semua orang menaruh harapannya hanya pada harta surgawi. Marilah kita berdoa :
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Bagi mereka yang hanya memperhatikan kesenangan mereka sendiri dan yang hanya mengikuti keinginan mereka sendiri: Ya Bapa, kiranya mereka mulai membuka hati bagi kepentingan sesama dan menghargai pendapat orang lain. Marilah kita berdoa:
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Bagi mereka yang kehilangan iman kepada Tuhan dan yang kecewa dalam hidup ini: Ya Bapa, kiranya perkataan dan perbuatan kami menunjukkan karya cinta kasih-Mu, sehingga dapat menyemangati mereka kembali. Marilah kita berdoa:
Jemaat      : Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.
Liturgos II  : Allah Bapa kami, jadikanlah kami hari ini keselamatan; jadikanlah masa ini masa ini masa berahmat. Jadikanlah Putra-Mu sinar terang bagi seluruh dunia, dan bebaskanlah kami semua dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
Jemaat      : Amin.

PERSEMBAHAN SYUKUR
20.     Persembahan                                                       
a)    Pembacaan ayat dasar persembahan
Liturgos III : “Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.”(Mazmur 30 : 5 – 6)

b)    Persembahan diiringi pujian
PKJ 146 : 1-4  “BAWA PERSEMBAHANMU”

1)         Bawa persembahanmu dalam rumah Tuhan dengan rela hatimu,
janganlah jemu.Bawa persembahanmu, bawa dengan suka.
Reff.   Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu.
Bawa persembahanmu, ucapkanlah syukur.

2)         Rahmat Tuhan padamu tidak tertandingi oleh apa saja pun
dalam dunia.Kasih dan karunia sudah kauterima.
Reff.   Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu.
Bawa persembahanmu, ucapkanlah syukur.
(Jemaat Berdiri)
3)         Persembahkan dirimu untuk Tuhan pakai agar kerajaanNya
makin nyatalah.Damai dan sejahtera diberikan Tuhan.
Reff.   Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu.
Bawa persembahanmu, ucapkanlah syukur.

c)    Doa Persembahan                                            (Jemaat Duduk)

PENGUTUSAN DAN BERKAT
21.     NYAYIAN PENGUTUSAN
KJ 376 : 1-4 “IKUT DIKAU SAJA, TUHAN”
1)       Ikut Dikau saja Tuhan, jalan damai bagiku;
Aku s'lamat dan sentosa hanya oleh darah-Mu.
Reff :   Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi pada-Mu:
dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia penuh!
2)       Ikut Dikau di sengsara, kar'na janji-Mu teguh:
atas kuasa kegelapan 'ku menang bersama-Mu.

Reff :   Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi pada-Mu:
dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia penuh!

3)       Ikut dan menyangkal diri, aku buang yang fana,
hanya turut kehendak-Mu dan pada-Mu berserah.
Reff :   Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi pada-Mu:
dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia penuh!

4)       Ikut dalam kesucian, lahir, batin yang bersih;                 (Jemaat Berdiri)
aku rindu mengikuti suri yang Engkau beri.
Reff :   Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi pada-Mu:
dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia penuh!

22.     PENGAKUAN IMAN RASULI
Pdt         :  Bersama dengan gereja Tuhan dari segala abad dan dari seluruh penjuru dunia, mari kita menyatakan pengakuan iman kita dengan mengucap bersama : (Pengakuan Iman Rasuli)
Jemaat    :  Mengaku Percaya ….


23.     PENGTUTUSAN :
Pdt         :  Allah Bapa di surga, sumber belas kasih, mengajarkan kepada kita untuk bersyukur pada masa awal tobat ini. Minta pertolongan-Nya agar pantang dan puasa yang kita lakukan berkenan di hati Bapa serta berguna bagi sesama karena keselamatan yang telah kita terima. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kita.
Jemaat    : Amin.

24.     BERKAT :
Pdt         :  Terimalah berkat Tuhan : “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia, Tuhan menghadapkan WajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”.
Jemaat    : AMIN.

25.     PUJIAN :
KJ 472 : Haleluya, 5x
                                                                                  (Jemaat Duduk)






MAJELIS JEMAAT
GKSBS TANJUNG BINTANG
WILAYAH I

MENGUCAPKAN

Selamat
Menghayati Rabu Abu
dan
Memasuki Masa Pra Paskah
2019

TUHAN MEMBERKATI


Posting Komentar

0 Komentar